ASPEK-ASPEK EDITING FILM
Teknik editing memungkinkan para
sineas untuk memilih atau mengontrol 4 wilayah dasar, yakni :
a. Kontinuitas grafik
b. Aspek ritmik
c. Aspek spasial
d. Aspek temporal
a.
Kontinuitas grafik
Sineas dalam melakukan perubahan
shot dapat melakukannnya berdasarkan kontinuitas grafik ( kesamaan gambar)
kontinuitas grafik dapat dibentuk oleh unsur mise en scene dan sinematografi
dengan menggunakan aspek bentuk, warna, komposisi, pergerakan, set, kostum,
tata cahaya, dan sebagainya.
Lebih jauh kontinuitas grafik dalam
sebuah transisi shot diperlihatkan melalui grafik match yakni, transisi Antara
2 shot yang berbeda namun memiliki komposisi visual yang serupa. Grafik match
biasanya menggunakan teknik dissolves untuk menunjukan transformasi shot secara
gradual. Grafik match dapat digunakan baik untuk editing continue maupun
editing discontinue.
Grafik match lebih jelas terlihat
menggunakan editing discontinue salah satu grafik match paling popular
sepanjang sejarah sinema adalah sebuah tulang yang bertransformasi menjadi
sebuah pesawat angkasa.
b.
Aspek ritmik
Sineas mampu mengontrol panjang
pendeknya durasi sebuah shot. Durasi shot sangat berhubungan dengan durasi shot
sebelum dan sesudahnya sehingga seorang sineas mampu mengontrol ritme editing
sesuai tuntunan naratif serta estetik. Semakin penseknya durasi shot akan
menghasilkan tempo aksi yang cepat sebaliknya semakin panjang durasi shot maka
akan menghasilkan tempo aksi yang lambat. Dalam mengontrol ritme editing juga
dapat bergantung pada pergerakan karakter dalam mise en scene, posisi dan
pergerakan kamera, serta ritme suara ( music dan lagu ).
Ritme editing telah dikembangkan
sejak awal oleh bapak sineas, D. W. Griffith, seperti diperlihatkan dalam
intolerance ( 1916 ). Pada sebuah aksi kejar mengejar Antara mobil dan kereta
api, Griffith secara bergantian memotong shot kereta api dengan shot sebuah
mobil yang mengejarnya dengan durasi shot yang pendek. Tempo editing yang cepat
mampu meningkatkan intensitas serta ketegangan adegan aksi tersebut. Teknik
yang sama hingga kini sering kali digunakan pada adegan aksi sejenis.
Dalam Matrix Reloaded, ritmit
editing tampak pada adegan 2 truk yang bertabrakan pada sekuen aksi di jalan
bebas hambatan. Dalam Saving Private Ryan ritmik editing digunakan pada sequen
akhir ketika sang kapten menembaki sebuah tank yang mendekat ke arahnya.
c.
Aspek Spasial
Dalam teknik ini memungkinkan bagi
sineas untuk memanipulasi ruang dan waktu. Teknik ini awalnya dikembangkan oleh
sineas dari rusia, Lev Kuleshov yang telah melakukan beberapa uji coba editing
pada awal decade 1920-an. Kuleshov menggunakan sebuah shot wajah seorang actor
dan ekspresi kosong shot ini lalu secara terpisah dihubungkan dengan beberapa
shot lain yakni sup panas di meja, peti mati yang berisi mayat seorang gadis,
serta seorang gadis kecil yang sedang bermain. Kuleshov menyimpulkan bahwa
dengan menggunakan sebuah shot yang sama ternyata mampu menimbulkan efek yang
berbeda jika dihubungkan dengan shot yang berbeda.
d.
Aspek Temporal
- Editing Kontinu dan Diskontinu
Teknik editing mampu mempengaruhi naratif
dalam memanifulasi waktu . Sebuah shot berikutnya secara temporal dapat berupa
waktu yang tak terputus (editing kontinu) dan dapat pula terjadi lompatan waktu
(editing diskontinu). Editing kontinu paling sering di gunakan pada adegan yang
terjadi di ruang yang sama seperti adegan dialog umumnya. Editing kontinu dapat
pula di gunakan pada ruang atau lokasi yang berbeda untuk menghubungkan
beberapa aktifitas yang saling berhubungan langsung, seperti adegan percakapan
telepon . editing kontinu dapat pula di parallel dengan aksi berbeda di tempat
lain yang tidak saling berhubungan langsung walaupun terkadang sulit bagi kita
untuk menentukan apakah terjadi lompatan waktu atau tidak .
Sementara
editing discontinue biasanya terjadi pada ruang yang berbeda dengan lompatan
waktu tertentu, dari detik, menit, jam, hari, tahun, dan seterusnya. teknik kilas-balik dan kilas-depan merupakan
editing diskontinu. Disamping cut, teknik wipe, dissolve, dan fade sering
menjadi alat pokok bagi editing diskontinu . Teknik dissolve sering kali
digunakan untuk menunjukan perubahan waktu pada ruang yang sama . dalam
beberapa film sering kali kita melihat shot sebuah jam dinding yang menggunakan
teknik dissolve, memperlihatkan waktu sebelum dan seterusnya. Dalam City of
God, serangkaian shot dengan teknik dissolve di gunakan begitu mengesankan
untuk menggambarkan perkembangan dari masa ke masa para penghuni yang
sebelumnya tinggal di sebuah kamar kompartemen.
- Elliptical Editing
Editing
juga mampu memanipulasi waktu dengan mempersingkatkan waktu sebuah aksi atau
peristiwa melalui teknik elliptical editing . aktifas ketika seorang pulang
kerja dari kantor dan tiba di rumahnya, cukup di perlihatkan dalam 2 shot saja,
yakni shot ketika ia keluar dari kantornya dan shot ketika ia masuk ke dalam
rumahnya . peristiwa yang sebenarnya berlangsung beberapa menit hanya di
sajikan beberapa detik saja .contoh serupa terdapat pada adegan awal The Devils
Wears Prada seperti tampak pada ilustrasi, shot pertama memperlihatkan tokoh
utama berada di ruang resepsionis lantai dasar dan pada shot berikutnya tampak
di dalam elevator ia telah tiba di lantai yang tuju . elliptical editing juga
dapat disisipi beberapa shot lainya . Dalam Die Hard, setelah john McClane
menyalakan alarm kebakaran, disisipi beberapa shot aksi para teroris sebelum di
perlihatkan shot McClane ketika ia melihat mobil pemadam kejauhan. Elliptical
editing juga tampak pada sekuen montase untuk menunjukan perkembangan sebuah
aksi dan peristiwa dari waktu ke waktu . Dalam Rocky, elliptical editing di
gunakan pada satu sekuen montase yang menunjukan perkembangan pertandingan dari
ronde ke ronde. Pada satu sekuen montase menawan dalam The Devils Wears Prada
memperlihatkan tokoh utama “berganti busana” beberapa kali sepanjang perjalanan
dari tempat tinggalnya hingga kekantornya .
- Overlapping Editing
Editing
juga mampu memanipulasi waktu melalui pengulangan sebuah aksi yang sama melalui
teknik overlapping editing. Teknik ini telah di gunakan oleh Sergei Einstein
sejak decade 20-an melalui film-filmya, Strike! Dan October. Teknik overlapping
editing dalam perkembangan jauh setelahnya sering kali digunakan pada film-film
Hongkong untuk menggambarkan secara rinci sebuah aksi berbahaya. Jacky Chan
adalah sineas actor yang selalu menggunakan teknik ini dalam film-filmnya.
Dalam Armour Of God, ketika mobil sang jagoan “terbang” meloncati sebuah
jembatan laying, Chan mengulangi aksi tersebut hingga 4 kali dengan menggunakan
arah pengambilan kamera yang berbeda .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar