Sabtu, 27 Oktober 2018

Tugas dan Kewajiban Editor Film


TUGAS DAN KEWAJIBAN EDITOR FILM

a.    Tahap Pra Produksi :
1.    Menganalisa scenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam scenario dan mengungkapkan penilaiannya pada sutradara
2.    Berdiskusi dengan departemen yang lain dalam script conference untuk menganalisis scenario, baik secara teknis, artistik, dan dramatic
3.    Dalam produksi film cerita untuk bioskop, editor bersama produser dan sutradara menentukan proses pasca produksi yang akan digunakan seperti kinetransfer, digital intermediate atau negative cutting.

b.    Tahap Produksi :
Dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki tugas dan kewajiban khusus. Namun dalam proses produksi ini seorang editor dapat membantu mengawasi pendistribusian dan kondisi materi dari laboratorium sampai materi tersebut berada di meja editing. Pihak yang dibantu oleh editor adalah individu professional yang ditunjukan oleh rumah produksi yang bersangkutan dalammelaksanakan pendistribusian materi tersebut. Hal ini biasanya dilakukan oleh manajer unit, coordinator pasca produksi ataupun seorang runner.

c.    Tahap Pasca Produksi :
1.    Membuat struktur awal shot – shot sesuai dengan scenario (rough cut)
2.    Mempresentasikan hasil susunan rough cut kepada sutradara dan produser.
3.    Setelah dilakukan revisi berdasarkan hasil diskusi dengan sutradara dan produser, maka dengan kreativitas dan imajinasi editor, ia membentuk struktur baru yang lebih baik. Dalam struktur baru ini editor harus bisa membangun emosi, irama, dan alur yang menarik.
4.    Mempresentasikan dan mendiskusikan struktur baru yang dihasilkan bersama sutradara dan produser hingga struktur yang paling diharapkan (final edit)
5.    Mengahluskan hasil final edit (trimming) hingga film selesai dalam proses kerja editing (picture lock)
6.    Dalam produksi film cerita untuk bioskop, editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa bagian (reeling) untuk kebutuhan laboratorium, pengolahan suara dan music. Sementara film untuk televise, editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa bagian untuk pertimbangan kebutuhan jeda iklan (commercial break)
7.    Editor dapat menjadi rekanan diskusi untuk pengolahan suara dan music. Diskusi ini berupa penentuan suara efek dan music sebagai pembentuk kesatuan gambar dan suara yang saling mendukung.
8.    Dalam produksi film cerita untuk bioskop, editor dapat juga menjadi pengawas pada proses laboratorium hingga pada proses cetak hasil pertama film (copy A). Sementara dalam produksi film untuk televise, editor dapat menjadi pengawas proses transfer hasil editing yang siap untuk ditayangkan (master edit)ke dalam pita video.

Tahapan dan Istilah Teknis Editing dalam Film


A. Tahapan Editing

1.            Film Fiksi
Keterangan:
1. Logging: Mencatat dan memilih gambar yang akan kita pilih berdasarkan timecode yang ada dalam masing-masing kaset.
  1. NG Cutting    : Memisahkan shot-shot yang tidak baik (NG/Not Good)
  2. Capture / Digitize: Proses memindahkan gambar dari kaset ke computer
  3. Assembly: Menyusun gambar sesuai dengan scenario
  4. Rough Cut: Hasil edit sementara. Sangat dimungkinkan terjadinya perubahan.
  5. Fine Cut: Hasil edit akhir. Setelah mencapai tahapan ini, susunan gambar sudah tidak bisa lagi berubah.
  6.  Visual Graphic: Penambahan unsur-unsur graphic dalam film. Seperti teks, animasi, color grading, dsb.
  7. Sound Editing/Mixing: Proses editing dan penggabungan suara. Suara meliputi Dialog, Musik dan Efek Suara
  8. Married Print: Proses penggabungan suara dan gambar yang tadinya terpisah menjadi satu kesatuan.
  9. Master Edit: Hasil akhir film.

2.         Film Dokumenter

Tidak seperti film fiksi yang memiliki skenario, seperti yang disebut diatas, film dokumenter baru bisa dibentuk di editing. Untuk itu seorang editor bersama sutradara dan penulis skenario diharuskan menonton semua hasil shooting. Setelah itu kita bisa memulai editing di atas kertas, menentukan bentuk yang kita inginkan. Sementara kita melakukan ini, proses capture / digitize bisa dilakukan.


B.   Istilah Teknis Editing

  1. Metode Editing

Terbagi menjadi 2, yaitu CUT dan TRANSISI
• Cut
Proses pemotongan gambar secara langsung tanpa adanya manipulasi gambar
• Transisi
Proses pemotongan gambar dengan menggunakan transisi perpindahan gambar

2.    Optical Effect

1. wipe, perpindahan gambar dengan menggeser gambar lainnya.
Wipe meliputi banyak transisi, antara lain wipe, slide, dll.
2. fade, gambar secara perlahan muncul atau menghilang.
Fade meliputi fade in, fade out dan dissolve
3. super impose, dua gambar atau lebih yang muncul menumpuk dalam satu frame.

Dengan adanya tekhnologi komputer, transisi tidak lagi didasari oleh perpindahan gambar. Kita bisa menggunakan transisi berdasar elemen/bagian dari gambar, baru kemudian disambung dengan bagian lain dari gambar tersebut sampai gambar tersebut menjadi utuh.

Pendekatan Editing dalam Film


PENDEKATAN EDITING DALAM FILM

1.            Cut on Shot

Editor berperan sangat besar di dalam menciptakan alur cerita agar jajaran gambar yang dibuatnya bisa bercerita seperti yang di harapkan. Editor dituntut mempunyai kemampuan kreativitas yang bisa memainkan emosi penonton, sementara untuk menambah informasi, setelah gambar selesai diedit, diberikanlah narasi dan ilustrasi. Jadi, fungsi narasi hanyalah sekedar penambag dan pemerjelas informasi serta terkadang mengomentari gambar dan visualnya.

2.            Cut on Sound

Editing jenis ini sangat mengandalkan shooting script dan editor bertugas untuk menyambung gambar berdasarkan suara yang telah direkam, umpamanya suara dialog atau suara lain, dan mungkin termasuk suara music. Setelah suara yang telah terekam oleh juru kamera disambung sesuai urutannya, editor tinggal memasukan stock shot berupa insert atau cut away untuk menghilangkan gambar-gambar yang jumping. Setelah itu, editor tinggal membuat transisi-transisi sesuai yang dituntut oleh alur cerita. Cut on Sound biasanya untuk editing film/video cerita dan film/video music.

3.            Thematic Editing

Thematic Editing ialah editing berdasarkan tema yang ada. Tidak mengharuskan seluruh shot terjajar rapi tampa jumping, namun sebaliknya, gambar boleh jumping, komposisi gambar boleh tidak sesuai teori, asalkan gambarnya sesuai dengan temanya.

4.            Pararel Editing

Dimaksudkan untuk menunjukan dua peristiwa atau lebih yang berlangsung dalam waktu bersamaan. Pararel Editing dilakukan dengan penyambungan dua buah peristiwa secara bolak-balik. Artinya, beberapa saat kita tampilkan serangkaian adegan di suatu tempat, dan tiba-tiba kita sambung dengan adegan ditempat lain, dan kita lakukan berkali-kali. Hal ini akan memberikan kesan kepada penonton bahwa dua peristiwa yang sedang berlangsung secara bersamaan waktunya.

5.            Linear/Nonlinear Editng

Linear Editing ialah editing dengan menggunakan dua atau lebih cassate berisi raw material atau bahan yang akan kita edit. Biasanya kita menggunakan dua buah cassata. Cassate serta adisebut roll A, dan cassate kedua disebut roll B. Sementara, untuk No Linear Editing, semua bahan baku ditempatkan ke dalam satu media, umpamanya kedalam computer yang biasa dilakukan sekarang.

6.            On/Off Line Editing

Istilah on line editing dimaksud sebagai cara editing menggunakan seluruh jalur atau track yang sudah komplit (termasuk ilustrasi, narasi, efek, color correction, dan lain lain) sehingga hasil editing sudah final atau langsung bisa ditayangkan. Off Line Editing ialah editing untuk menyambung raw material atau bahan dasar sehingga hasilnya masih berupa bahan setengah jadi, karena masih perlu penambahan berbagai bahan lain, seperti sound effect, video effect, ilustrasi dll.


Aspek-Aspek Editing Film


ASPEK-ASPEK EDITING FILM

Teknik editing memungkinkan para sineas untuk memilih atau mengontrol 4 wilayah dasar, yakni :
a.    Kontinuitas grafik
b.    Aspek ritmik
c.    Aspek spasial
d.    Aspek temporal

a.    Kontinuitas grafik
Sineas dalam melakukan perubahan shot dapat melakukannnya berdasarkan kontinuitas grafik ( kesamaan gambar) kontinuitas grafik dapat dibentuk oleh unsur mise en scene dan sinematografi dengan menggunakan aspek bentuk, warna, komposisi, pergerakan, set, kostum, tata cahaya, dan sebagainya.
Lebih jauh kontinuitas grafik dalam sebuah transisi shot diperlihatkan melalui grafik match yakni, transisi Antara 2 shot yang berbeda namun memiliki komposisi visual yang serupa. Grafik match biasanya menggunakan teknik dissolves untuk menunjukan transformasi shot secara gradual. Grafik match dapat digunakan baik untuk editing continue maupun editing discontinue.
Grafik match lebih jelas terlihat menggunakan editing discontinue salah satu grafik match paling popular sepanjang sejarah sinema adalah sebuah tulang yang bertransformasi menjadi sebuah pesawat angkasa.
b.    Aspek ritmik
Sineas mampu mengontrol panjang pendeknya durasi sebuah shot. Durasi shot sangat berhubungan dengan durasi shot sebelum dan sesudahnya sehingga seorang sineas mampu mengontrol ritme editing sesuai tuntunan naratif serta estetik. Semakin penseknya durasi shot akan menghasilkan tempo aksi yang cepat sebaliknya semakin panjang durasi shot maka akan menghasilkan tempo aksi yang lambat. Dalam mengontrol ritme editing juga dapat bergantung pada pergerakan karakter dalam mise en scene, posisi dan pergerakan kamera, serta ritme suara ( music dan lagu ).
Ritme editing telah dikembangkan sejak awal oleh bapak sineas, D. W. Griffith, seperti diperlihatkan dalam intolerance ( 1916 ). Pada sebuah aksi kejar mengejar Antara mobil dan kereta api, Griffith secara bergantian memotong shot kereta api dengan shot sebuah mobil yang mengejarnya dengan durasi shot yang pendek. Tempo editing yang cepat mampu meningkatkan intensitas serta ketegangan adegan aksi tersebut. Teknik yang sama hingga kini sering kali digunakan pada adegan aksi sejenis.
Dalam Matrix Reloaded, ritmit editing tampak pada adegan 2 truk yang bertabrakan pada sekuen aksi di jalan bebas hambatan. Dalam Saving Private Ryan ritmik editing digunakan pada sequen akhir ketika sang kapten menembaki sebuah tank yang mendekat ke arahnya.
c.    Aspek Spasial
Dalam teknik ini memungkinkan bagi sineas untuk memanipulasi ruang dan waktu. Teknik ini awalnya dikembangkan oleh sineas dari rusia, Lev Kuleshov yang telah melakukan beberapa uji coba editing pada awal decade 1920-an. Kuleshov menggunakan sebuah shot wajah seorang actor dan ekspresi kosong shot ini lalu secara terpisah dihubungkan dengan beberapa shot lain yakni sup panas di meja, peti mati yang berisi mayat seorang gadis, serta seorang gadis kecil yang sedang bermain. Kuleshov menyimpulkan bahwa dengan menggunakan sebuah shot yang sama ternyata mampu menimbulkan efek yang berbeda jika dihubungkan dengan shot yang berbeda.
d.    Aspek Temporal
  1. Editing Kontinu dan Diskontinu
      Teknik editing mampu mempengaruhi naratif dalam memanifulasi waktu . Sebuah shot berikutnya secara temporal dapat berupa waktu yang tak terputus (editing kontinu) dan dapat pula terjadi lompatan waktu (editing diskontinu). Editing kontinu paling sering di gunakan pada adegan yang terjadi di ruang yang sama seperti adegan dialog umumnya. Editing kontinu dapat pula di gunakan pada ruang atau lokasi yang berbeda untuk menghubungkan beberapa aktifitas yang saling berhubungan langsung, seperti adegan percakapan telepon . editing kontinu dapat pula di parallel dengan aksi berbeda di tempat lain yang tidak saling berhubungan langsung walaupun terkadang sulit bagi kita untuk menentukan apakah terjadi lompatan waktu atau tidak .
      Sementara editing discontinue biasanya terjadi pada ruang yang berbeda dengan lompatan waktu tertentu, dari detik, menit, jam, hari, tahun, dan seterusnya.  teknik kilas-balik dan kilas-depan merupakan editing diskontinu. Disamping cut, teknik wipe, dissolve, dan fade sering menjadi alat pokok bagi editing diskontinu . Teknik dissolve sering kali digunakan untuk menunjukan perubahan waktu pada ruang yang sama . dalam beberapa film sering kali kita melihat shot sebuah jam dinding yang menggunakan teknik dissolve, memperlihatkan waktu sebelum dan seterusnya. Dalam City of God, serangkaian shot dengan teknik dissolve di gunakan begitu mengesankan untuk menggambarkan perkembangan dari masa ke masa para penghuni yang sebelumnya tinggal di sebuah kamar kompartemen.
  1. Elliptical Editing
      Editing juga mampu memanipulasi waktu dengan mempersingkatkan waktu sebuah aksi atau peristiwa melalui teknik elliptical editing . aktifas ketika seorang pulang kerja dari kantor dan tiba di rumahnya, cukup di perlihatkan dalam 2 shot saja, yakni shot ketika ia keluar dari kantornya dan shot ketika ia masuk ke dalam rumahnya . peristiwa yang sebenarnya berlangsung beberapa menit hanya di sajikan beberapa detik saja .contoh serupa terdapat pada adegan awal The Devils Wears Prada seperti tampak pada ilustrasi, shot pertama memperlihatkan tokoh utama berada di ruang resepsionis lantai dasar dan pada shot berikutnya tampak di dalam elevator ia telah tiba di lantai yang tuju . elliptical editing juga dapat disisipi beberapa shot lainya . Dalam Die Hard, setelah john McClane menyalakan alarm kebakaran, disisipi beberapa shot aksi para teroris sebelum di perlihatkan shot McClane ketika ia melihat mobil pemadam kejauhan. Elliptical editing juga tampak pada sekuen montase untuk menunjukan perkembangan sebuah aksi dan peristiwa dari waktu ke waktu . Dalam Rocky, elliptical editing di gunakan pada satu sekuen montase yang menunjukan perkembangan pertandingan dari ronde ke ronde. Pada satu sekuen montase menawan dalam The Devils Wears Prada memperlihatkan tokoh utama “berganti busana” beberapa kali sepanjang perjalanan dari tempat tinggalnya hingga kekantornya .
  1. Overlapping Editing
      Editing juga mampu memanipulasi waktu melalui pengulangan sebuah aksi yang sama melalui teknik overlapping editing. Teknik ini telah di gunakan oleh Sergei Einstein sejak decade 20-an melalui film-filmya, Strike! Dan October. Teknik overlapping editing dalam perkembangan jauh setelahnya sering kali digunakan pada film-film Hongkong untuk menggambarkan secara rinci sebuah aksi berbahaya. Jacky Chan adalah sineas actor yang selalu menggunakan teknik ini dalam film-filmnya. Dalam Armour Of God, ketika mobil sang jagoan “terbang” meloncati sebuah jembatan laying, Chan mengulangi aksi tersebut hingga 4 kali dengan menggunakan arah pengambilan kamera yang berbeda .

Pengertian, Sejarah dan Fungsi Editing dalam Film


EDITING FILM

Pengertian Editing

Kata editing dalam bahasa Indonesia adalah serapan dari Ingris. Editing berasal
dari bahasa Latin, editus yang artinya ‘menyajikan kembali’. Editing dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan kata editing. Dalam bidang audio-visual, termasuk film, editing adalah proses penyambungan gambar dari banyak shot tunggal sehingga  menjadi kesatuan cerita yang utuh. Editor menyusun shot-shot tersebut sehingga menjadi sebuah scene, kemudian dari penyusunan scene-scene tersebut akan tercipta sequence sehingga pada akhirnya akan tercipta sebuah film yang utuh. Ibarat menulis sebuah cerita, sebuah shot bisa dikatakan sebuah kata, scene adalah kalimat, sequence adalah paragraph. Sebuah cerita akan utuh bilah terdapat semua unsur tersebut, begitu juga dengan film.

Seorang editor harus tahu bagaimana bertutur cerita yang baik. Dia bertanggung
jawab dalam pengerjaan akhir sebuah film. Tanpa proses editing yang baik, sebuah produksi yang telah mengorbankan uang dan tenaga menjadi sia-sia. Memang benar, seorang editor hanya bisa menghasilkan film yang baik, sebaik materi yang dia terima. Hanya saja, seorang editor yang baik dan kreatif mampu menutupi semua kekurangan yang dialami ketika proses pengambilan gambar. Sehingga penonton tidak pernah tahu dimana letak ketidaksempurnaan itu.

Seorang editor dituntut untuk membuat keputusan setiap saat. Dia menentukan shot mana yang akan dipakai, berapa lama shot itu akan dipakai, kapan sebuah shot harus dipotong, bagaimana urutan shot yang disusun, dan sebagainya. Sebuah awal adegan bisa saja dimulai dengan Establish Shot sebuah tempat kejadian, tapi bisa juga dimulai dengan Close Up aktor. Sebuah materi yang sama bisa menghasilkan banyak kemungkinan. Apalagi dikerjakan oleh editor yang berbeda. Jangan ragu untuk bereksperimen dalam menyusun shot-shot tersebut.


Sejarah Editing


Sejarah film dimulai pada tahun 1895. Ketika itu, dunia belum mengenal editing, hamper semua film dibuat dengan teknik single shot tanpa cutting. Perkembangan produksi film sebagai media tontonan baru, berkembang dengan pesat khususnya ketika Edwin S. Porter pada tahun 1903 memproduksi film berjudul The Life of an American Fireman, berdurasi 6 menit dengan 20 shot. Sejak itu film dibuat dengan cara shot per shot. Dramatisasi film dirintis oleh D.W. Griffith, dengan diproduksinya film-film yang diberi narasi dan visualisasi. Karena karyanya yang dianggap sebagai tonggak sejarah editing maka D.W. Griffith dikenal sebagai “bapak editing”.



Fungsi Editing

Pada dasarnya, editing berguna untuk memperpanjang atau memendekkan waktu; mengontrol waktu; memberikan penekanan terhadap shot tertentu; dan membentuk alur cerita.

-   - Memperpanjang atau memendekan waktu, artinya bahwa editing berguna untuk menyuguhkan cerita yang penuh informasi atau detail atau sebaliknya, untuk mempercepat jalur cerita.
-          - Mengontrol waktu artinya dengan melakukan editing kita bisa mengatur alur cerita sesuai dengan slot waktu yang tersedia. Umpamanya, sebuah film cerita yang seharusnya panjangnya 3 jam, karena alas an tertentu harus dipendekan menjadi hanya satu jam, tanpa mengganggu alur cerita.
-          - Memberikan penekanan terhadap shot tertentu. Hal itu dimaksudkan untuk menunjukan gambar-gambar penting yang harus diketahui penonton. Misalnya, dengan cara gambar didahului oleh shot berukuran besar, dan tiba-tiba diberikan gambar close up dengan durasi relative panjang. Dengan demikian, maka penonton mempunyai kesan tertentu  kepada shot close up tersebut.
-          - Editing juga penting untuk membentuk alur cerita sesuai harapan sutradara.

Pengertian Difusi Kebudayaan, Cara Penyebarannya dan Proses Berlangsungnya


DIFUSI

Difusi adalah salah satu bentuk penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lainnya. Penyebaran ini biasanya dibawa oleh sekelompok manusia yang melakukan migrasi ke suatu tempat. Sehingga kebudayaan mereka turut melebur di daerah yang mereka tuju.
Bentuk Penyebaran kebudayaan juga dapat terjadi dengan berbagai cara. Antara lain:
a. Adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur-unsur kebudayaannya ke tempat yang jauh. Misalnya para pelaut dan pendeta. Mereka pergi hingga jauh ke suatu tempat dan mereka mendifusikan budaya-budaya mereka, darimana mereka berasal yang mana hal ini biasanya dilakukan para pendeta.
b. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang dilakukan oleh individu-idividu dalam suatu kelompok dengan adanya pertemuan antara individu-individu kelompok yang lain. Disinilah terjadi proses difusi budaya dimana mereka saling mempelajari dan saling memahami antara budaya mereka masing-masing.
          c. Cara lain adalah adanya bentuk hubungan perdagangan, dimana para pedagang                   masuk ke suatu wilayah dan unsur-usur budaya pedagang tersebut masuk ke                        dalam kebudayaan penerima tanpa disengaja.


  
Difusi kebudayaan
  • difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup kebudayaan penerima. Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi berangkai, jika unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup kebudayaan kemudian menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara berkesinambungan.
  • Koentjaraningrat menyimpulkan bahwa proses difusi tidak hanya dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain di muka bumi saja tetapi terutama sebagai suatu proses di mana unsur-unsur kebudayaan dibawa oleh individu-individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individuindividu dari kebudayaan lain, maka terbukti bahwa tidak pernah terjadi difusi dari satu unsur kebudayaan. Unsurunsur itu selalu berpindah-pindah sebagai suatu gabungan atau suatu kompleks yang tidak mudah dipisahkan.
  • difusi adalah: penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu lingkup kebudayaan ke lingkup kebudayaan lainnya.
Proses difusi terbagi dua macam,
  • a) difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar dari suatu lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima
  • b) difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah dan berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup kebudayaan penerima. Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi berangkai, jika unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup kebudayaan kemudian menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara berkesinambungan.
  • AnggapanDasarKebudayaan Kebudayaandapatddisesuaikan Kebudayaanmerupakansuatuintegrasi KebudayaanSelaluBerubah
  • Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
  • Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
  • difusi adalah: penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu lingkup kebudayaan ke lingkup kebudayaan lainnya.

Rumus Tenses


TENSES

1. Simple Present Tense
Rumusnya:
Positif: S + V1 (s/es) + O     {always, ussual, every day, every ......}
Negatif: S + DO/DOES + NOT + V1 + O
Tanya: DO/DOES + S + V1 + O

She, he, it (Singular Subject) ~ V1(s/es)  ~ Does
I, You, We, They (Plurar Subject) ~ V1(without s/es) ~ Do

2. Present Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + Tobe + Ving + O
Negatif: S + Tobe+ Not+ Ving + O
Tanya: Tobe + S + Ving + O ?

Tobe :
I am
She is, He is, It is, John is, iwan is, dan sebagainya.
You are, We are, The are, udin and iwan are

3. Present Perfect TenseRumusnya:
Positif: S + have/has + V3
Negatif: S + have/sas Not + V3
Tanya: Have/has + S + V3

He, She, It, ucup, nina : Has
I, You, We, They, ucup dan nina: Have

4. Present Perfect Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + have/has + been + Ving
Negatif: S + have/has + not + been + Ving
Tanya: Have/has + S + been + Ving

5. Past Tense
Rumusnya:
Positif: S + V2
Negatif: S + did not + V1
Tanya: Did + S + V1

(Perbandingan : V1 -V2 – V3: Do – Did – Done)

6. Past Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + was/were + Ving
Negatif: S + was/were + NOT + Ving
Tanya: Was/Were + S + Ving

Tobe: is, am berubah menjadi WAS Tobe: are berubah menajdi WERE

7. Past Perfect Tense
Rumusnya:
Positif: S + had + V3
Negatif: S + had + not + V3
Tanya: Had + S + V3

8. Past Perfect Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + had + been + Ving
Negatif: S + had + not + been + Ving
Tanya: Had + S + been + Ving

9. Future Tense
Rumusnya:
Positif: S + will + V1
Negatif: S + will + not + V1
Tanya: Will + S + V1

10. Future Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + will + be + Ving
Negatif: S + will not + be + Ving
Tanya: Will + S + be + Ving

11. Future Perfect Tense
Rumusnya:
Positif: S + will + have + V3
Negatif: S + will + not + have + V3
Tanya: Will + S + have + V3

12. Future Perfect Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + will + have + been + Ving
Negatif: S + will + not + have + been + Ving
Tanya: Will + S + have + been + Ving

13. Past Future Tense
Rumusnya:
Positif: S + would + V1
Negatif: S + would + not + V1
Tanya: Would + S + V1

14. Past Future Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + would + be + Ving
Negatif: S + would + not + be + Ving
Tanya: Would + S + be + Ving

15. Past Future Prefect Tense
Rumusnya:
Positif: S + would + have + V3
Negatif: S + would + not + have + V3
Tanya: Would + S + have + V3

16. Past Future Perfect Continuous Tense
Rumusnya:
Positif: S + would + have + been + Ving
Negatif: S + would + not + have + been + Ving
Tanya: Would + S + have + been + Ving


Tugas dan Kewajiban Editor Film

TUGAS DAN KEWAJIBAN EDITOR FILM a.     Tahap Pra Produksi : 1.     Menganalisa scenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam sc...